DILEMA ETIKA : KETIKA HARUS MEMILIH HAL YANG BENAR DENGAN
YANG BENAR
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
Oleh Muhammad Sakroni, S.Pd.I
CGP Angkatan 8 Kabupaten Malang
A.
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap
Triloka dan hubungannya
dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin.
Ki Hajar Dewantara adalah seorang tokoh
pendidikan Indonesia yang sangat dihormati dan dianggap sebagai salah satu
pemimpin dalam dunia pendidikan.
Pratap Triloka adalah konsep dalam
filsafat Jawa yang menekankan tiga aspek penting dalam kehidupan, yaitu atma
(jiwa), lingga (tubuh), dan karsa (keinginan). Konsep ini dapat memiliki kaitan
dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin.
Konsep Pratap Triloka menekankan
pentingnya keseimbangan antara jiwa, tubuh dan keinginan. Seorang pemimpin yang
menerapkan konsep ini dalam pengambilan keputusan akan berusaha untuk menjaga
keseimbangan dari nilai-nilai tersebut.
Pemimpin yang memegang filosofi Ki Hajar
Dewantara dan konsep Pratap Triloka akan cenderung menjadi pemimpin yang lebih
berwawasan luas, peka terhadap berbagai aspek kehidupan, dan berfokus pada
pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang. Mereka juga akan lebih mungkin
untuk mengambil keputusan yang mendukung kesejahteraan umum dan membawa dampak
positif bagi individu dan sekolah yang mereka pimpin.
B.
Nilai-nilai yang tertanam dalam
diri dan pengaruh terhadap prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan
Nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan.
Nilai-nilai ini yang membentuk karakter kita dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Nilai-nilai
kita adalah panduan moral yang membantu kita memahami apa yang benar dan salah.
Ketika kita dihadapkan pada suatu keputusan, nilai-nilai ini dapat membantu
kita menilai apakah tindakan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip moral kita
atau tidak.
Nilai-nilai
kita juga memengaruhi tujuan dan visi kita dalam kehidupan. Prinsip-prinsip
yang kita pegang akan mencerminkan apa yang kita anggap penting dalam mencapai
tujuan tersebut.
Tetapi
terkadang, nilai yang kita pegang bisa saja berbeda antara satu orang dengan
yang lain. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan
keputusan juga akan berbeda. Namun, kesadaran perbedaan itu yang akan bisa
membuat keputusan itu bisa diterima oleh semua pihak.
C.
Hubungan
materi
pengambilan keputusan dengan kegiatan ‘coaching’ yang diberikan
pendamping dalam proses pembelajaran.
Materi
pengambilan keputusan sangat bermanfaat dalam kegiatan "coaching"
ini. Karena dengan materi itu kita dapat membuat keputusan yang tepat ketika
dihadapkan pada sebuah dilema.
Ketika kegiatan
Coaching bersama Pendamping Praktik, saya diminta untuk mengetahui tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai terlebih dahulu. Ini membuat saya dapat mengambil
keputusan yang lebih baik dalam proses pembelajaran..
Setelah mengambil keputusan
kita diminta untuk berefleksi dan mengevaluasi terhadap keputusan kita tersebut.
Karena pada dasarnya setiap keputusan memiliki konsekuensi dan risiko masing-masing.
Dengan melakukan itu, saya dapat mempertimbangkan berbagai hal agar dapat
membuat keputusan yang lebih bijak dan dapat dipertanggungjawabkan.
D.
Kemampuan guru dalam mengelola aspek
sosial emosional akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika
Kemampuan
guru dalam mengelola aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan, ini disebabkan karena Guru yang memiliki tingkat
kesadaran diri yang tinggi dapat lebih baik memahami nilai-nilai, keyakinan,
dan emosi pribadi mereka sendiri. Hal ini membantu mereka dalam mengenali
bagaimana perasaan dan keyakinan dalam proses pengambilan keputusan.
Selain
itu, guru yang mampu mengelola emosi dan membantu siswa dalam mengatasi emosi
mereka adalah keterampilan penting dalam menghadapi dilema etika. Hal ini
membantu menjaga ketenangan dalam situasi yang kompleks dan berpotensi konflik.
E.
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik
Pada studi kasus yang menampilkan masalah
moral atau etika dapat menjadi upaya untuk memahami bagaimana seorang pendidik
menghadapi dilema etika dan bagaimana nilai-nilai pribadi mereka memengaruhi
keputusan mereka tersebut.
Pelajaran yang dapat dipetik dari studi
kasus ini dapat digunakan untuk memperbaiki praktik pendidikan dan memperkuat
kesadaran akan dilema etika dalam profesi pendidik.
Hal ini juga membantu mendalami dan
memahami bagaimana pendidik dalam mengembangkan keterampilan pengambilan
keputusan yang lebih baik.
F.
Pengambilan keputusan yang tepat.
Keputusan yang tepat adalah
keputusan yang bisa diterima oleh semua orang, baik yang awalnya itu terlihat
bertentangan atau mengalami dilema etika, tetapi pada akhirnya keputusan itu
harus bisa diterima oleh semua pihak.
G.
Tantangan-tantangan di lingkungan sekolah untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan
terhadap kasus-kasus dilema etika ini
Ada banyak tantangan yang dihadapi ketika mengambil
sebuah keputusan, salah satunya tentu dilema etika, dimana kadang antara satu guru
dengan guru yang lainnya itu memiliki pandangan, prinsip dan nilai yang
berbeda.
Dalam pengambilan keputusan akhirnya
dilakukan dalam musyawarah dengan mengagungkan prinsip kekeluargaan, sehingga
keputusan yang diambil dapat diterima oleh semua.
H.
Pengaruh pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid.
Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan
setelah mempelajari modul ini, saya bisa lebih memahami bahwa perbedaan itu
adalah sunnatullah yang patut kita hargai. Dalam pengajaran murid yang memiliki
keberagaman, kita sepatutnya menghargai atas segala perbedaan pendapat yang
bisa saja muncul di dalam kelas. Ketika harus memilih dalam dilema etika, kita
harus berpegang pada prinsip dan nilai-nilai yang kita anut, agar keputusan
kita masih tetap dalam koridor memerdekakan murid.
I.
Pengambilan keputusan seorang
pemimpin dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid.
Seorang pemimpin pembelajaran
memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan dan masa depan murid-muridnya
melalui pengambilan keputusan yang bijaksana dan peduli terhadap perkembangan
mereka. Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan memilih metode pengajaran
yang efektif dapat memengaruhi bagaimana siswa belajar dan berkembang.
Pemimpin pembelajaran juga harus
memastikan bahwa sekolah merupakan tempat yang aman dan positif di mana siswa
merasa nyaman untuk belajar dan berinteraksi dengan sesamanya. Pemimpin dapat
memotivasi dan menginspirasi siswa untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
J.
Kesimpulan akhir dari
pembelajaran modul materi ini
Dalam pembelajaran modul 3.1 tentang pengambilan keputusan ini, sangat
erat kaitannya dengan modul-modul sebelumnya. Dalam modul ini saya sangat
tertarik terhadap Dilema Etika, diman dalam pengambilan keputusan kita tidak
selalu dihadapkan pada situasi yang benar dan salah, tapi terkadang pada situasi
yang benar dengan benar.
Dalam Dilema Etika terkadang tidak ada hal yang salah, tetapi bagaimana
keputusan yang kita ambil itu harus dapat dipertanggungjawabkan, karena walau
bagaimanapun dalam dilema etika kita dituntut untuk menemukan satu solusi
terbaik dari dua solusi yang baik.
K.
Pengambilan keputusan sebelum
dan sesudah mempelajari modul
Sebelum mempelajari modul 3.1
ini saya beranggapan bahwa Dilem aitu antara yang benar dengan yang salah,
tetapi setelah mempelajari modul ini, saya menemukan bahwa dilema etika itu
bisa saja pertentangan antara seuatu yang benar dengan yang benar.
Setelah
mempelajari modul ini saya dapat memiliki insight yang berbeda dan kaya dalam
memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan dilema etika, yang dimana apapun
keputusan itu harus bisa dipertanggungjawabkan.
L.
Dampak mempelajari konsep modul
3.1
Konsep yang sudah saya pelajari di modul ini memberikan
dampak yang besar bagi pola pikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa
pengambilan keputusan berdasarkan etikasosial saja sudah cukup, ternyata banyak
hal yang dapat dijadikan dasar.
Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan
kelompok (individual vs
community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth
vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah.
Dari hal itu saya berencana akan mengimplementasikan landasan
tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran
maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah. Dengan landasan dalam
pengambilan keputusan tersebut, saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil akan
tepat dan lebih akurat dengan selalu berpihak pada murid.
M. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Materi
pada modul 3.1 bagi saya sangat penting karena dimanapun dan sebagai apa peran
kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan.
Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai
perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar
Pancasila.
Salah
satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan.
Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9
langkah 4 paradigma dan 3 prinsip.
Selain
itu keputusan diambil melalui tiga uji yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan
berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji
publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based
Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola
berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based
Thinking).
Terimakasih.