Pernahkah kalian didatangi oleh orang asing yang tidak kalian kenal, kemudian
orang itu bilang kalau dia orang jauh, tersesat dan kehabisan ongkos buat pulang,
dan meminta sejumlah uang untuk biaya transport balik ke kampungnya?.
Hati-hati, kadang itu hanyalah modus seseorang yang memanfaatkan rasa belas
kasihan kita untuk kepentingan pribadinya.
Hal ini aku alami tadi malam ketika aku selesai isi bensin di SPBU timurnya MAN 3 Malang, tiba-tiba saja ada bapak-bapak setengah baya yang menanyakan padaku apakah aku kenal dengan orang madiun. Pertama aku pikir dia cuma mau nanya alamat, tapi ternyata kemudian, bapak itu bercerita kalau dirinya sedang mencari orang madiun untuk meminjam uang buat ongkos pulang, karena katanya lagi, dia di malang ini asalnya diajak orang untuk kerja di proyek tapi oleh mandornya tidak dibayar sehingga dia mau pulang saja. Dia bilang juga kalau sudah beberapa hari ini tidak makan dan kalau bisa minta tolong padaku jika ada temanku di McDonald’s yang asalnya dari Madiun, dia mau ikut ke McD untuk pinjam uang pada temanku itu.
Dilihat dari gelagatnya, aku langsung tau kalau dia itu berbohong, karena, aku sudah pernah mengalami kejadian yang sama seperti ini yakni di Dinoyo. Waktu itu ada seorang ibu-ibu yang mengaku kalau berasal dari jauh, tersesat dan tidak punya ongkos buat pulang. Ibu itu setengah memaksa padaku untuk memberikannya uang buat transport. Aku berikan uang Rp.5000 satu-satunya di dompetku, tapi ibu itu masih minta lagi, kurang, buat makannya belum katanya, ya aku tunjukkan saja dompetku yang kosong melompong, dan ibu itupun pergi sambil ngomel-ngomel. Suatu hari aku lewat di dinoyo lagi, ternyata aku bertemu lagi sama ibu itu, nah loh, katanya tersesat mau pulang. Ketika aku tanya pada orang-orang sekitar, katanya ibu itu memang sering ada disana dan meminta-minta pada orang lewat dengan alasan tersesat dan minta ongkos buat pulang. Uwalaah, tertipu aku.
Kembali ke cerita Bapak tadi. Setelah beberapa lama bapak itu bercerita ngalor-ngidul, yang pada intinya berusaha “meminta uang” padaku, aku pun bilang kalau ada teman dari Madiun di McD tapi dia masih kerja, aku suruh tunggu di POM, biar temanku kesini, bapak itu tidak mau, katanya mau ikut aku ke McD juga, loh, ya aku bilang tidak bisa karena aku bawa Box McD di belakang motorku.
Pas aku tanya alamat lengkap, di Madiun mana bapak itu tinggal, mulai kelihatan deh bohongnya, bapak itu terlihat bingung dan mulai mengalihkan pembicaraan. Saat aku ngotot ingin tau alamat, bapak itu Cuma bilang “banaspati”. Saat aku kejar dengan nama jalan dan RT/RW, bapak itu malah bilang “ya udahlah mas, aku tak pulang naik truk aja gak apa-apa, tapi aku minta duit buat makan, sudah gak makan seharian ini”. Hemm, ngelese keliatan banget. Aku berikan saja Rp.5000 dan bapak itu segera ngeloyor pergi.
Intinya, ada banyak modus orang-orang yang memanfaatkan rasa belas kasihan kita untuk keuntungan pribadinya, seperti bapak pengemis “alamat palsu” tadi.
Jadi, berhati-hatilah. ^_^
Hal ini aku alami tadi malam ketika aku selesai isi bensin di SPBU timurnya MAN 3 Malang, tiba-tiba saja ada bapak-bapak setengah baya yang menanyakan padaku apakah aku kenal dengan orang madiun. Pertama aku pikir dia cuma mau nanya alamat, tapi ternyata kemudian, bapak itu bercerita kalau dirinya sedang mencari orang madiun untuk meminjam uang buat ongkos pulang, karena katanya lagi, dia di malang ini asalnya diajak orang untuk kerja di proyek tapi oleh mandornya tidak dibayar sehingga dia mau pulang saja. Dia bilang juga kalau sudah beberapa hari ini tidak makan dan kalau bisa minta tolong padaku jika ada temanku di McDonald’s yang asalnya dari Madiun, dia mau ikut ke McD untuk pinjam uang pada temanku itu.
Dilihat dari gelagatnya, aku langsung tau kalau dia itu berbohong, karena, aku sudah pernah mengalami kejadian yang sama seperti ini yakni di Dinoyo. Waktu itu ada seorang ibu-ibu yang mengaku kalau berasal dari jauh, tersesat dan tidak punya ongkos buat pulang. Ibu itu setengah memaksa padaku untuk memberikannya uang buat transport. Aku berikan uang Rp.5000 satu-satunya di dompetku, tapi ibu itu masih minta lagi, kurang, buat makannya belum katanya, ya aku tunjukkan saja dompetku yang kosong melompong, dan ibu itupun pergi sambil ngomel-ngomel. Suatu hari aku lewat di dinoyo lagi, ternyata aku bertemu lagi sama ibu itu, nah loh, katanya tersesat mau pulang. Ketika aku tanya pada orang-orang sekitar, katanya ibu itu memang sering ada disana dan meminta-minta pada orang lewat dengan alasan tersesat dan minta ongkos buat pulang. Uwalaah, tertipu aku.
Kembali ke cerita Bapak tadi. Setelah beberapa lama bapak itu bercerita ngalor-ngidul, yang pada intinya berusaha “meminta uang” padaku, aku pun bilang kalau ada teman dari Madiun di McD tapi dia masih kerja, aku suruh tunggu di POM, biar temanku kesini, bapak itu tidak mau, katanya mau ikut aku ke McD juga, loh, ya aku bilang tidak bisa karena aku bawa Box McD di belakang motorku.
Pas aku tanya alamat lengkap, di Madiun mana bapak itu tinggal, mulai kelihatan deh bohongnya, bapak itu terlihat bingung dan mulai mengalihkan pembicaraan. Saat aku ngotot ingin tau alamat, bapak itu Cuma bilang “banaspati”. Saat aku kejar dengan nama jalan dan RT/RW, bapak itu malah bilang “ya udahlah mas, aku tak pulang naik truk aja gak apa-apa, tapi aku minta duit buat makan, sudah gak makan seharian ini”. Hemm, ngelese keliatan banget. Aku berikan saja Rp.5000 dan bapak itu segera ngeloyor pergi.
Intinya, ada banyak modus orang-orang yang memanfaatkan rasa belas kasihan kita untuk keuntungan pribadinya, seperti bapak pengemis “alamat palsu” tadi.
Jadi, berhati-hatilah. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar