Di kampungku akhir-akhir ini
lagi heboh sama cerita horor, katanya ada arwah yang gentayangan. Arwah si X
katanya tiap malam menghantui rumah ke rumah. Aku sih cuek aja dengan berita
itu. Karena menurutku wajar kalau si “arwah” itu begitu, mungkin saja dia mau
berkomunikasi dengan kita, Cuma caranya saja yang berbeda berbeda.
Seperti
yang telah aku jelaskan dalam tulisanku kemarin. “Mati, rekreasi ke alam lain”.
Jika manusia itu meninggal, maka roh orang tersebut akan terpisah dari
jasadnya, jadi pada dasarnya orang itu tidak mati, Cuma berpindah alam saja.
Nah, salah satu keistimewaannya adalah, dia bisa melihat kita sedangkan kita
gak bisa melihat dia, jelaskan.
Terkadang,
kita terlalu takut pada sesuatu yang tidak nampak. Padahal, mungkin saja, si
arwah ini hanya ingin “berbicara” sama kita. Karena alamnya sudah beda, jadi
cara komunikasinya juga beda. Istilahnya, kita masih pake telegram, dia sudah
pake telepon, ya gak bakalan nyambung. (kita doakan aja semoga besok diketemukan
telepon SLAA (Sambungan Langsung Antar Alam) agar kita bisa komunikasi sama
arwah itu hehe).
Karena
alamnya sudah beda, maka komunikasinya juga beda, jadi si arwah ini berinisiatif
menggunakan cara komunikasi yang lebih simpel, yang bisa dingertiin manusia.
Misalnya, jadi tukang pijet, yang mijetin orang-orang yang lagi tidur, atau
pura-pura jadi tamu, yang ngetok-ngetok pintu tengah malem atau yang paling
simpel, jadi penjual parfum, yang nyebarin wangi khas ke seluruh penjuru rumah.
Semua itu dilakukan, agar orang tau kalau dia sedang bertamu ke rumahnya.
Simpel kan.
Nah,
kemarin itu, saat aku lagi siap-siap mau berangkat kerja shift malem. Waktu itu
sekitar jam 12 malem. Aku lihat tetangga depan rumah, keluar sambil
teriak-teriak, katanya baru saja dia “digoda” sama arwah gentanyangan itu.
Kebetulan banyak orang sedang jagongan di warung kopi sebelah rumah tetanggaku
itu, praktis, jadi heboh. Semua orang pergi kerumah tetanggaku itu untuk
mengecek. Termasuk bapakku yang juga belum tidur.
Saat
aku mau manasin mesin motor di depan rumah, (di depan rumah ada ayunan yang
terbuat dari tali tampar dan sak/karung beras. Karena gak dipakai, ayunan itu
digantung di tempatnya). Ketika aku sedang melihat bapak yang pulang dari rumah
tetanggaku itu. Tiba-tiba, “duuk”. Ayunan itu menghantam kepalaku. Aku kaget.
Koq bisa ayunan yang gak diapa-apain itu tiba-tiba menghantam kepalaku, gak ada
angin pula. Seketika itu juga bulu kudukku berdiri, merinding.
Aku positif thinking
aja, mungkin saja dia Cuma mau “nyapa” aku, nanya kalau aku mau berangkat
kerja. Yah, sama kayak ketika orangnya masih hidup, suka nanya kalau aku mau
berangkat kerja. Saat aku pamit, mau berangkat kerja ke bapak, aku bilang,
“pak, kayaknya nanti bakalan ada tamu deh”. Bapakku Cuma senyam-senyum saja.
Dan ternyata benar.
Besoknya waktu aku pulang dari kerja, nenekku cerita kalau semalam dia “digodain”
sama arwah gentayangan itu, nenek kayak diapit sesuatu, gak bisa bergerak
samasekali. Padahal, katanya dia sudah
membaca sembarang ayat, mulai dari ayat kursi sampai surat an-nas, tetap saja
gak mempan.
Ibuku, katanya didatangi lewat mimpi, kalau
orang itu sedang bertamu kerumah ini dan orang itu bilang kalau dia ada disini,
gabung bersama almarhum mbah.
Dan bapak, ternyata bapak tau, kalau ayunan itu memang “dijatuhin” ke kepalaku, Cuma bapak gak mau bilang kepadaku. Ceees...bulu kudukku otomatis berdiri lagi, merinding.
Dan bapak, ternyata bapak tau, kalau ayunan itu memang “dijatuhin” ke kepalaku, Cuma bapak gak mau bilang kepadaku. Ceees...bulu kudukku otomatis berdiri lagi, merinding.
Okelah, menurutku itu
semua Cuma cara yang dipakai oleh si arwah agar bisa berkomunikasi dengan kita,
mungkin saja dia mau minta maaf sama kita atau Cuma sekedar ingin menyapa kita,
tapi caranya saja yang salah, atau kita saja yang gak paham sama caranya. Clear
kan?.
Arwah gentayangan itu gak bermaksud
menakut-nakuti kita, enggak. Apalagi sampai balas dendam bisa membunuh kayak di
Film-film. Dia itu Cuma ingin menyapa kita, mau bilang kalau dia sedang
membutuhkan kita, membutuhkan doa kita, agar tenang di alam sana, intinya Cuma
itu. Jadi, jika nanti kalian “disilaturahmiin” sama arwah gentayangan, jangan keburu
su’udzon dulu, apalagi sampe dipisuhi atau dimaki-maki. Tapi, doakanlah,
sapalah dia dan perlakukanlah dia layaknya tamu yang berkunjung kerumah kalian.
Katanya, memulyakan tamu itu pahalanya gede kan hehe.
Salam respect
Roni cool
(Kamis, 20 Februari 2014)
Salam respect
Roni cool
(Kamis, 20 Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar