Selasa, 25 Februari 2014

MENULIS ITU...



            Menulis itu susah-susah gampang. Tuh lihat, urutannya, “susah” trus “ susah” lagi, baru kemudian “gampang”. Gampangnya, tutup jendela word nya. Lalu buka FB. Selanjutnya online gak jelas.
            Begitu tuh yang aku alami tadi. Bayangin coba, mulai dari jam 5 sore tadi, sampai tulisan ini dibuat jam 6, belum ada satu pun karya yang berhasil aku buat. Ide sih banyak. Tetapi ketika sudah ditulis, macet di tengah jalan, alias blank.
Awalnya tadi aku mau menulis lanjutan cerita “Diary Desy”, dua tiga paragraf, dibaca lagi, di edit, dibaca lagi, di edit lagi, sampai akhirnya dihapus semua gara-gara kebanyakan diedit. Dan sudah lupa lanjutan ceritanya.
Saat tengah berhenti, terpikir untuk melanjutkan tulisan “AKU dan SEPAK BOLA”. Pas sudah satu paragraf. Dibaca lagi, dihapus lagi. Lama kelamaan dihapus semuanya. Karena sudah kehabisan mood. Sudah deh, gak jadi semua tulisannya.
Nah, akhirnya aku tancepin modemku, mau online buka FB. Eh, malah modemku ikutan lemot, lengkap dah. Sambil nunggu loading yang gak selesai-selesai. Iseng-iseng aku nulis ini. Lha koq lancar, sekarang saja sudah berapa paragraf coba, lima. Kereen kan.
Ternyata menulis itu memang susah-susah gampang, apalagi menulis cerita. Dalam menulis cerita, paling mudah itu menulis cerita berdasarkan pengalaman hidup kita sendiri karena kita telah mengalaminya langsung.
Niken lestari, penulis yang pernah memberikan bukunya padaku bilang. “Cerita hidup itu jangan dibawa mati, tetapi menulis cerita, kadang susah setengah mati” . Jadi teruslah menulis.
Ada yang tanya, kenapa aku menulis?. Jawabnya, entah, aku sendiri tak tau. Mau jadi penulis?. gak tau juga. Hobi?, gak juga. Lha trus?, ya pengen nulis aja.
Aku pikir, aku sudah lulus kuliah. Dan sudah tidak direpotkan lagi dengan tugas-tugas kampus. Apalagi aku belum mengajar. Jika ketika aku lulus kuliah, mandeg dengan tidak melakukan aktifitas rutin yang pernah dikerjakan selama kuliah, misalnya menulis, aku khawatir, lama kelamaan kuliahku itu hanya menyisakan selembar kertas yang bertuliskan kata ijazah doank, sedangkan kemampuanku sudah menurun. Manajerku di Mcd bilang, “kalau begitu, gak ada bedanya kamu yang lulusan sarjana dengan anak yang lulusan SMA”. Bener juga kan katanya?.
Trus kenapa aku pakai media Facebook untuk mempublikasikan tulisanku?. Satu, karena jejaring sosial yang aku punya dan aku sukai itu Facebook. Dua, hanya facebook yang mau menerima status sepanjang dua halaman ini. hehe. Ketiga, teman-temanku banyak yang Online di Facebook. Keempat, (silahkan tambahin sendiri).
Jadi, Terimakasih aku ucapkan buat teman-teman yang sudah mau meluangkan waktunya membaca tumpukan tulisan ini. Terimakasih yang sudah mau ngelike tulisan ini. dan terimakasih yang sudah mau kasih komentar dalam tulisan ini. Kekritisan kalianlah yang sebenarnya aku harapkan, dan aku mohon Maaf jika tulisanku ini “ngebek-ngebeki” beranda kalian.
Tuh kan, begitu tuh kalau nulis, judulnya apa, isinya lari kemana. Mengandung gak nyambung. Sudah ah.

Salam respect aja.
Roni Cool
25 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar