Kalau kemarin kita pernah
membahas tentang Indomaret dan Alfamart. Kini, ada sedikit tambahan yang aku
dapatkan dari pengalamanku berbelanja di Alfamart baru-baru ini. Yaitu, Kemana
larinya sumbangan di Alfamart itu?
Kalau
kalian pernah berbelanja di alfamart dan dari hasil belanja itu ada kembalian
sebesar 100-500 rupiah, maka kalian akan diminta apakah kembalian itu mau
disumbangkan atau tidak. Jika kalian bersedia, maka kembalian itu tidak akan
diberikan oleh kasir, tapi jika kalian tidak mau, maka kembalian itu akan
dikembalikan.
Permasalahannya
adalah, ketika kita bersedia untuk memberikan kembalian itu sebagai sumbangan,
apakah kita pernah mendapatkan tanda bukti bahwa kembalian itu dimasukkan ke
dalam “kotak sumbangan”. Secara yang aku alami dan aku lihat di dalam struk
belanja, tidak ada keterangan semacam itu. Yang ada hanya harga barang, jumlah
yang kita bayarkan dan total kembalian. Tidak ada keterangan jumlah sumbangan
dan untuk menyumbang apa. Benar tidak?.
Atau pernahkah kalian mendapatkan
ucapan terimakasih semacam, “terimakasih bapak/ibu, telah menyumbang
untuk...bla bla bla”. Kalau aku, tidak pernah.
Nah, dari situ aku sempat berfikir, kemana ya larinya “sumbanganku” itu?. Kalau dibandingkan dengan di McDonald’s, (saya tidak sedang melebihkan McD). Disana, jika ada pelanggan yang tidak mau menerima uang kembalian, maka kasir menyarankan pelanggan itu untuk memasukkan uang kembalian ke dalam kotak sumbangan YRMHC ( Yayasan Donasi McD untuk perkembangan anak). Kasir, dilarang memasukkannya ke dalam mesin kasir apalagi mengambilnya untuk kepentingan pribadi, ada sanksi tegas jika hal itu dilakukan.
Nah, dari situ aku sempat berfikir, kemana ya larinya “sumbanganku” itu?. Kalau dibandingkan dengan di McDonald’s, (saya tidak sedang melebihkan McD). Disana, jika ada pelanggan yang tidak mau menerima uang kembalian, maka kasir menyarankan pelanggan itu untuk memasukkan uang kembalian ke dalam kotak sumbangan YRMHC ( Yayasan Donasi McD untuk perkembangan anak). Kasir, dilarang memasukkannya ke dalam mesin kasir apalagi mengambilnya untuk kepentingan pribadi, ada sanksi tegas jika hal itu dilakukan.
Di alfamart,
ketika kita menyisakan kembalian sebesar 100-500 rupiah, maka kita akan
ditanyakan, “kembaliannya mau disumbangkan bapak?” (itu yang simpel), atau “kembaliannya
mau disumbangkan ke anak yatim bapak?”. Jika kita bersedia, maka kita akan
mendapatkan ucapan terimakasih. Tanpa ada tanda bukti.
Entah
memang begitu atau si kasir sudah memencet menu “sumbangan”, entah aku tidak
tau. Tapi yang jelas, hal ini menjadi pikiran dalam diriku, mengingat jumlah
kembalian itu yang bisa menjadi besar. Tak masalah jika hanya kita saja yang
bersedia, tapi jika setiap orang disarankan seperti itu, maka lama kelamaan ini
akan menjadi besar juga.
Misalnya,
secara hitung-hitungan kasar saja, jika kembaliannya 200 rupiah, kalikan dengan
jumlah pelanggan yang datang dan bersedia menyumbang. Misalkan sehari 100 orang,
maka akan didapatkan uang sebesar Rp.20.000. Itu kalau satu hari, bayangkan
jika satu bulan. Maka akan didapat jumlah sebesar Rp.600.000. FANTASTIS BUKAN!.
(aku aja kaget ketika nulis ini hehe ).
Belum
lagi jika ada pelanggan yang tidak mau menerima uang receh dalam jumlah yang
lebih besar. Akan menjadi jumlah yang lebih besar pula.
Sebenarnya
tidak masalah jika uang sebesar itu akan benar-benar disumbangkan kepada yang
sedang membutuhkan. Tetapi akan jadi masalah jika uang itu digunakan untuk
kepentingan pribadi. Secara yang aku dengar, ketika di Alfamart sedang
dilakukan inventory (penghitungan jumlah barang masuk dan barang keluar), jika
terjadi kekurangan atau minus, maka itu akan ditanggung oleh pihak karyawan,
bukan dari pihak perusahaan. Naah, dari sini aku sempat berpikir, jangan-jangan
uang kembalian itu tidak dimasukkan ke dalam “kotak sumbangan” dan dianggap
sebagai “uang kelebihan” yang nantinya dipakai untuk menutupi kekurangan
tersebut. Kan eman. Bener gak?.
Atau
memang, kata “disumbangkan” itu adalah untuk menyumbang apabila ada kekurangan dari
hasil inventory tersebut. Entahlah.
Jadi intinya, bagi
teman-teman yang berbelanja ke Alfamart, jika nanti kalian ditanya, “kembaliannya
mau disumbangkan bapak/ibu?”, tolong kalian tanyakan, kemana uang kembalian itu
akan dimasukkan dan untuk apa, serta bukti bahwa uang itu benar-benar
disumbangkan. Agar semuanya menjadi jelas.
Salam Respect,
Roni Cool
(22 Februari 2014)
Roni Cool
(22 Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar